Selasa, 09
April 2013 16:19:41 WIB
PALANGKA RAYA-Sedikitnya 50 mahasiswa yang tergabung dalam
Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Palangka Raya (Unpar), melakukan
aksi unjukrasa ke Rektorat untuk menyampaikan aspirasinya. Long march dilakukan
dengan berjalan kaki dari Sekretariat BEM Unpar dan menyanyikan lagu dan
teriakan seraya membentangkan spanduk bertuliskan "Mahasiswa Menggugat
Untuk Unpar Yang Lebih Baik", Senin (8/4).
Awalnya kumpulan aktivis ini berkumpul di halaman Rektorat
dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengucapkan Sumpah Mahasiswa kemudian
merangsek lebih ke depan, tepat dipintu masuk Rektorat. Aksi ini sempat
diwarnai ketegangan saat puluhan mahasiswa Unpar yang datang ke halaman
rektorat untuk melakukan aksi dihadang oleh aparat pengamanan kampus, sehingga
terjadi sedikit keributan sebelum mahasiswa melakukan aksi unjukrasa.
Aktivis mahasiswa mengaku prihatin dengan sistem pembelajaran
di Unpar, karena selama menjadi mahasiwa di Unpar sama sekali tidak pernah
melihat Rektor Unpar. Padahal dia mengaku sering mengikuti kegiatan di Unpar
sehingga dalam pemilihan rektor tahapan pertama yang akan digelar hari ini,
diharapkan bisa menyeleksi calon rektor yang dekat dengan mahasiwa. �Bukan seperti rektor yang sekarang, sulit ditemui. Uang SPP
kami yang dibayarkan kepada universitas tidak jelas juntrungannya. Untuk
pembayaran Prodi, Fakultas, SPP tidak jelas, kami curiga uang itu ditilep oleh
pejabat yang ada di kampus,� teriak salah satu pendemo dalam
orasinya.
Tidak berapa lama kemudian, Ketua Pemilihan calon Rektor
Unpar Prof DR I Nyoman Sudyana Msc kelua menemui pendemo. Dia mengatakan
seharusnya aspirasi ini bisa dikordinasikan setelah ada Rektor yang terpilih
untuk menyampaika aspirasi yang diinginkan.�Saya dulu juga aktivis, sama seperti kalian.
Jika ada yang mau disampaikan, mari kita kordinasikan sama-sama,� ucap Prof Nyoman. Menariknya, saat sedang berlangsung
unjukrasa tersebut, Rektor Unpar yang akan habis masa jabatannya Dr Drs Henry
Singarasa melintas di depan kumpulan pendemo dengan mobil dinasnya menuju
parkiran belakang ia pun menemui pendemo. �Ini apa yang diinginkan? Ini baru
pemilihan tahap I. Nanti Berikutnya wakil Menteri datang, malu kita nanti.
Setelah ini kalian bubar,� tukas Henry.
Meski sudah ditemui oleh panitia dan rektornya, pendemo tetap
meninginkan beretemu secara langsung dengan ke empat calon rektor hingga
akhirnya menemui mereka dan menyepakati fakta integritas dengan membubuhkan
tandatangan, Saat dibincangi wartawan usai aksi, Setyawan salah satu pendemo
mengatakan jika fakta integritas yang ditandatangani calon rektor itu sifatnya
mempunyai dasar hukum yang kuat karena disertai materai sehingga wajib
dilaksanakan. �Nanti jika mereka tidak bisa
melaksanakan poin-poin ini, jelas dipoin kelima mereka bersedia mundur dan saya
berharap jangan ada intimidasi saat kami melakukan aksi,� kata Setyawan diamini rekannya, Ricky Kaharap.. Terpisah, Dr
Drs Henry Singarasa MS selaku Rektor Unpar mengatakan jika menganai sarana dan
pra sarana kampus seperti yang disampaikan mahasiswa tadi, pihaknya terbentur
dengan minimnya anggaran yang ada. Jadi tidak bisa begitu saja mengadakan
pembangunan secara besar-besaran. "Kalau dana tiap tahun yang keluar Rp
100 miliar, kita bisa saja melakukan pemeliharaan secara maksimal. Tapi dana
yang keluar hanya Rp 20 miliar untuk pembangunan gedung pascasarjana",
pungkasnya. Sebagai informasi, KBM Unpar akan kembali membuat aksi lanjutan
pada putaran kedua Pemilihan Rektorat Unpar. Aksi lanjutan itu bertujuan untuk
menegaskan kembali rektor yang terpilih agar secara konsisten melaksanakan
tuntutan mahasiswa.(kam/viv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar